Pengertian dan Konsep Kurikulum Merdeka serta Keunggulannya

by administrator

Konsep Kurikulum Merdeka baru-baru ini diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebagai bagian dari program merdeka belajar yang dicanangkan oleh pemerintah.

Ini merupakan upaya untuk mengatasi krisis belajar yang terjadi di berbagai tingkatan sekolah. Kurikulum Merdeka adalah kebijakan dari pemerintah terkait dalam hal ini Kemendikbud Ristek untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Seperti kita tahu, pandemi membuat kegiatan pembelajaran menjadi terhambat. Kurikulum ini juga dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik mendalami konsep dan memperkuat kompetensi.

Lantas, apa itu Kurikulum Merdeka, apa saja konsepnya, apa perbedaannya dari kurikulum sebelumnya, dan bagaimana implementasinya? Berikut akan kami sajikan ulasan selengkapnya untuk Anda.

Berikut Ini Pengertian Kurikulum Merdeka

Sebelum beranjak ke pembahasan konsep Kurikulum Merdeka, Anda perlu mengetahui pengertiannya terlebih dahulu.

Menurut penjelasan dalam Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Konten pembelajaran dirancang lebih optimal.

Dengan begitu, peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep serta memperkuat kompetensi. Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, pendidik yaitu guru lebih terbantu dalam memilih berbagai perangkat ajar.

Pemilihan perangkat pembelajaran yang lebih leluasa memungkinkan guru memberikan materi bahan ajar sesuai kebutuhan siswa-siswinya. Ini tentu mendorong peserta didik mampu mendalami dan menguasai kompetensi yang diberikan.

Keleluasaan guru dalam memilih perangkat ajar menjadi salah satu ciri konsep Kurikulum Merdeka. Karena guru lebih memahami minat dan bakat peserta didiknya, ia dapat menentukan mana perangkat paling tepat guna menunjang minat serta bakat siswa.

Di sisi lain, sekolah atau lembaga pelaksana pendidikan juga memiliki peran yang sama pentingnya. Peran sekolah atau lembaga pelaksana yaitu menyusun rencana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Sekolah dituntut untuk memberikan dukungan kepada sumber daya yang berada dalam naungannya. Salah satunya dengan cara memberikan berbagai pelatihan kepada guru. Sekolah harus mendorong guru agar memiliki pemahaman terhadap kurikulum.

Kemudian memahami konsep kurikulum serta tahapan impelementasi atau penerapannya dan disertai praktik nyata dalam pembelajaran. Sehingga pelatihan tersebut benar-benar memberikan dampak nyata terhadap kegiatan pembelajaran.

Konsep Kurikulum Merdeka yang Harus Dipahami

Konsep atau karakteristik utama Kurikulum Merdeka yang mendorong pemulihan pembelajaran terdiri dari 3 poin utama, antara lain:

  1. Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill (keterampilan non teknis) dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Adapun yang dimaksud dengan pelajar Pancasila yaitu perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila dicirikan oleh 6 karakteristik utama, yakni:

  • Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
  • Berkebhinekaan global
  • Begotong royong
  • Mandiri
  • Bernalar kritis
  • Kreatif
  1. Konsep Kurikulum Merdeka kedua yaitu fokus pada materi esensial, sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi serta numerasi.
  2. Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi berdasarkan kemampuan para peserta didik.

Dengan konsep ini, guru memiliki peluang untuk mengembangkan proses pembelajaran secara lebih leluasa. Mereka bebas menentukan bagaimana pembelajaran akan dilakukan serta instrumen apa saja yang digunakan untuk mendukung pembelajaran.

Dengan begitu, guru dapat menyesuaikan metode hingga instrumen pembelajaran berdasarkan kemampuan, minat, dan bakat peserta didik. Di samping itu, konsep Kurikulum Merdeka ini juga memungkinkan guru menyesuaikan konteks serta muatan lokalnya.

Karakteristik Kurikulum Merdeka Tiap Jenjang Pendidikan

Karakteristik Kurikulum Merdeka di tiap-tiap jenjang pendidikan ditunjukkan oleh cirinya masing-masing. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, SMA, dan Kejuruan. Berikut adalah ciri-cirinya:

  1. PAUD

Pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), prioritas kurikulum Merdeka adalah mengedepankan proses pembelajaran melalui permainan edukatif.

Permainan tersebut diterapkan untuk memperkuat literasi serta menanamkan karakter positif sejak dini. Konsep Kurikulum Merdeka PAUD di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Menguatkan kegiatan bermain yang bermakna dan mendidik sebagai media serta proses belajar.
  • Menguatkan relevansi PAUD sebagai fase dasar untuk mengembangkan karakter dan kemampuan anak serta kesiapannya menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.
  • Menguatkan kecintaan anak terhadap dunia literasi dan numerasi sejak dini melalui permainan edukatif.
  • Proses pembelajaran serta asesmen (penilaian) yang fleksibel.
  • Hasil asesmen digunakan sebagai pertimbangan guru untuk merancang kegiatan bermain di sekolah. Serta menjadi pertimbangan bagi orang tua untuk mengajak anak bermain di rumah.
  • Menguatkan peran orang tua sebagai mitra satuan pendidik.
  1. SD

Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), peserta didik mulai diajak dan diberikan pengetahuan secara holistik. Salah satu penerapan konsep Kurikulum Merdeka di SD yaitu dengan menyatukan pelajaran IPA dan IPS menjadi satu kesatuan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial.

Di samping itu, dilaksanakan pula pembelajaran berbasis projek yang dilakukan setidaknya dua kali dalam satu tahun ajaran. Struktur Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan SD dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

  • Fase A (Kelas I & II)

Pada fase ini, jumlah mata pelajaran yang diberikan lebih sedikit dibanding fase B dan C. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) juga bukan merupakan pelajaran wajib untuk fase ini.

  • Fase B (Kelas III & IV)

Penerapan konsep Kurikulum Merdeka SD pada fase B mulai mewajibkan pemberian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).

  • Fase C (Kelas V & VI)

Ini merupakan fase akhir pada jenjang pendidikan SD yang sudah menerima pelajaran IPAS secara lebih mendalam.

  1. SMP

Pada jenjang menengah pertama (SMP), materi pembelajaran yang diberikan mulai menyesuaikan dengan teknologi. Pada jenjang ini akan dimunculkan mata pelajaran Informatika yang diberikan oleh tenaga pengajar dengan kualifikasi akademis yang sesuai.

Penerapan konsep Kurikulum Merdeka di jenjang SMP mewajibkan pelajaran Informatika. Sementara pelajaran Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran pilihan bersama mata pelajaran Seni seperti Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, dan Seni Teater. Struktur Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan SMP yaitu:

  • Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi dua kegiatan pembelajaran utama, yaitu pembelajaran reguler (berupa kegiatan intrakurikuler) dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
  • Jam pelajaran (JP) diatur per tahun di mana pengaturan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan alokasi waktu pembelajaran yang fleksibel.
  • Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang berbasis pada mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
  • Informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk tingkat SMP.
  • Satuan pendidikan atau peserta didik wajib memilih satu dari lima mata pelajaran Prakarya dan Seni yang terdiri atas Seni Musik, Seni Rupa, Seni Tari, dan Seni Teater.
  1. SMA

Konsep Kurikulum Merdeka untuk jenjang pendidikan SMA yaitu lebih mengedepankan peminatan tiap-tiap peserta didik. Pada jenjang ini, peserta didik mulai menentukan sendiri mata pelajaran sesuai minat dan keahlian yang dimiliki.

Struktur Kurikulum Merdeka untuk jenjang SMA terbagi menjadi dua kegiatan. Yakni pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan lokal dengan 3 pilihan skema, yaitu:

  • Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain
  • Mengintegrasikan muatan lokal dengan tema projek penguatan profil pelajar Pancasila, atau
  • Mengembangkan muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
  1. Kejuruan

Penerapan konsep Kurikulum Merdeka pada jenjang pendidikan Kejuruan lebih mengedepankan keterlibatan dunia kerja dalam pelaksanaan pembelajaran. Persentase pembelajaran di bidang kejuruan juga ditingkatkan menjadi 70 persen.

Kemudian, pelaksanaan praktik kerja lapangan setidaknya dilakukan selama 1 semester (6 bulan). Peserta didik di sekolah Kejuruan juga diberikan waktu khusus dalam rangka melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Keunggulan Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan Nasional

Kurikulum yang baru disusun untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik. Keunggulan Kurikulum Merdeka antara lain sebagai berikut:

  1. Lebih Sederhana dan Mendalam

Konsep Kurikulum Merdeka fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai masing-masing fase. Ini mendorong pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan tanpa terburu-buru.

  1. Lebih Merdeka

Baik pendidik maupun peserta didik memiliki keleluasaan serta kebebasan dan kemerdekaan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga lebih berpeluang menghasilkan output dengan kompetensi terbaik.

  1. Lebih Relevan dan Interaktif

Salah satu kegiatan utama dalam proses pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah kegiatan projek. Ini memberikan peserta didik kesempatan luas untuk bereksplorasi isu-isu yang berkembang dan berinteraksi secara aktif.

Penerapan konsep Kurikulum Merdeka yang mengedepankan kebebasan belajar dan mengajar dapat memberikan dampak lebih positif bagi pendidik maupun peserta didik.

You may also like

Leave a Comment